Lanjutan Bab 2

Lanjutan Bab 2
Sukses itu mudah

Kehidupan selalu berputar. Bagi orang-orang yang mampu mengikuti “perputaran”, hidupnya akan terasa lebih indah. Kesuksesan akan dicapai ketika kita mau bertindak. Hasil yang kita peroleh, itu bukan parameter keberhasilan kita dalam bertindak. Hasil yang kita capai hanyalah satu akibat dari tindakan yang kita lakukan. Jadi, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan adalah proses, bukan hasil yang kita capai.
Saya akan memberikan salah satu contoh kasus. Siti Asiah r.a. yang berusaha mengajak suaminya Fir’aun untuk kembali ke jalan Allah, beliau tidak berhasil. Sampai meninggal, Fir’aun tetap tidak mau mengakui Allah, ia terus mengikuti nafsunya dan mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan.

Kalau kita menilai sebuah keberhasilan itu dari sebuah hasil, maka kita akan mengatakan bahwa usaha Siti Aisah itu gagal. Tetapi kita lihat prosesnya, Siti Asiah sudah bertindak menjalani proses dengan benar.

Lalu di mana letak kegagalannya? Tidak ada. Allah telah menentukan takdir lain untuk Fir’aun. Dan ada yang menarik, Rasulullah saw. menyebutkan bahwa ada tiga wanita yang beliau kagumi, salah satunya adalah Siti Asiah istri Fir’aun, di samping Siti Khadijah dan Siti Fatimah.

Ingin menikah, bertindaklah menikah. Ingin bisnis, bertindaklah bisnis. Ingin merantau, bertindaklah merantau. Ingin bepergian, bertindaklah pergi. Ingin apa pun, bertindaklah !!!

Oleh karena itu, lakukanlah yang kita anggap benar. Sebab, bagaimana pun kita akan dikritik oleh orang, selama tidak melanggar agama, bertindaklah! Maka, kita pun akan lebih bias memaknai bahwa hidup itu indah.

Jadi, kunci sukses kita adalah bertindaklah! Bertindaklah! Dan bertindaklah! Dahului dengan niat yang bulat, jangan lupa berdoa. Selalu awali dengan Basmallah, dan di akhiri dengan Hamdallah.


Jangan takut gagal

Apa yang terlintas pertama kali ketika kita hendak ingin meraih sebuah mimpi atau keberhasilan? Jawabnya mudah, kegagalan.

Terkadang kita selalu dihantui rasa takuk akan sebuah kegagalan. Padahal ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, namun menurut saya keberhasilan adalah sebuah pertanda suatu kegagalan, jadi jangan sampai lupa daratan ketika kita berhasil nanti. Jadi jangan pernah takut untuk gagal, dan jangan lupa selalu bersyukur ketika kita berhasil.

Rasulullah Saw. sangat kagum dengan orang-orang yang beriman. Sebab, ketika mereka ditimpa kesenangan mereka bersyukut, dan disaat mendapat musibah mereka bersabar (HR Muslim). Kita harus yakin bahwa tidak aka nada yang abadi di dunia ini. Tidak ada sukses yang abadi, maka syukuri kesuksesan itu. Begitu juga dengan kegagalan, tidak ada kegagalan yang abadi, maka sabar saja ketika kita mengalami sebuah kegagalan.

Ada beberapa motivasi yang dapat membuat kita lebih semangat untuk percaya akan sebuah mimpi dan tidak takut akan mimpi buruk. Namun jangan di jadikan sebagai tolak ukur oleh kita akan tetapi dijadikan sebuah pelajaran. Para Nabi pun pernah gagal, dan seorang ilmuan seperti Einstein pun pernah gagal. Saya akan memberikan beberapa contohnya. Yang pertama, ketika Nabi Adam dan Siti Hawa tergoda oleh rayuan setan untuk memakan buah kholdi, dan mengakibatkan mereka harus keluar dari surga karena telah melanggar perintah Allah SWT. Namun, kegagalan itu membawa hikmah yang besar dan terangkum dalam untaian doa yang indah. Yang kedua, ketika Nabi Yunus a.s. marah kepada umatnya. Nabi Yunus pergi naik perahu dan dilemparkan ke laut. Yang ketiga, ketika Einstein melakukan kegagalan berkali-kali dan hinaan dari berbagai pihak, kegagalan itu bukan membuatnya takut, namun semakin mamacunya untuk terus maju dengan motonya, “keberhasilan itu dibentuk oleh 1% kejeniusan dan 99% kerja keras.”

Selain itu ada salah satu ajaran Rasulullah Saw. yang berkaitan dengan manajemen diri adalah sukses dengan membiasakan diri untuk tidak bermental pengemis.


Hidup apa adanya 

Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat atau kekuatan tidak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang.

“Hidup dalam kepura-puraan tidak memberikan kenyamanan, bersikaplah apa adanya, bila anda kesulitan jangan tolak bantuan.”

Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama, yaitu keakraban. Keakraban tercipta apabila satu sama lain saling menerima dan bisa saling menghargai. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya akan terwujud dengan kejujuran dan sikap berterus terang.

Ketidakterusterangan bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna yang sangat sempurna, namun tidak mewangi. Walaupun mawar asli cepat layu dan tidak seindah yang palsu, namun wanginya akan selalu ada.

Kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup tidak terus terang sama saja membohongi hidup itu sendiri. Kita bisa memilih antara hidup dengan apa adanya dan berhak menikmati kehidupan di dunia ini, atau hidup dalam kepura-puraan tanpa keterusterangan dalam dunia ilusi tiada henti.

Jadi hiduplah apa adanya tanpa ada yang terselimuti kemunafikan. Nikmatilah makan sambal dan pete dalam kenyataan daripada makan pizza namun dalam mimpi.

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Lanjutan Bab 2 ini dipublish oleh Unknown pada hari Minggu, 13 Maret 2011. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Lanjutan Bab 2
 

0 komentar: